
3 Tips untuk me-Merdeka-kan karir kamu!
Hari ini 17 Agustus 2020, dimana – mana promo 17-an, dari yang diskon 17% sampai diskon 45%. Walaupun masih social distancing karena covid (terutama di area red zone seperti Jakarta), Anak – anak sekolah tetap upacara bendera walaupun secara virtual. Seluruh Indonesia merayakan walaupun dibanyak daerah, tidak lagi bisa lagi kumpul – kumpul acara 17-an, tapi hype-nya pindah ke rana virtual. Semua apps pasti promo 17an, dari fave, grab sampai gojek. Buka Instagram juga banyak content iklan promo 17-an. Hype banget deh hari ini!
Tapi pernah gak sih, kita berhenti sejenak mikir. Beneran kita udah merdeka? Atau cuman ikutan promo merdeka aja, tapi gak beneran merdeka?
Kalau hari ini kamu hepi karena tanggalan merah, tetapi sudah membayangkan kalau besok itu … OMG … harus bangun dan pergi kerja lagi, atau lanjut WFH untuk kerjaan yang gak bikin kamu hepi. Mungkin kamu berharap bisa pindah kerja, atau pengennya ganti karir saja sekalian, atau kok rasaya hidup gini – gini doang, dan rasanya semua dijalani dengan terpaksa. Kalau kamu merasa seperti itu, kondisi kamu “terpaksa” maka artinya yah kamu belum merdeka dong!?
Akan selalu ada alesan yang kamu ucapkan ke diri kamu sendiri untuk menghibur diri “yah abis lagi covid gini, cari kerja kan susah”, “jaman susah gini, masi punya income aja sudah bersyukur, jangan berharap yang muluk – muluk deh” dan berbagai alesan lainnya yang menurut kamu valid untuk diaplikasikan ke kondisi hidup kamu. Padahal itu semua merupakan pikiran – pikiran yang malah membatasi potensi diri kamu sendiri.
Saatnya me-merdeka-kan pikiran kamu!
Waktu awal saya memulai bisnis freelancing di tahun 2012, hal pertama yang saya lakukan adalah … saya memerdekakan pikiran saya dari semua alasan yang membatasi pikiran saya. Kondisi saya pada saat itu padahal baru di PHK, boro – boro dapet pesagon. Cuman punya sedikit tabungan. Hati juga kacau balau, campur aduk antara sedih dan malu juga. Saya butuh waktu untuk memproses semua perasaan tersebut, dan masa – masa sulit inilah yang akhirnya memberikan saya pelajaran untuk me-merdeka-kan pikiran saya.
Setelah sempat meratapi nasib sembari menyendiri, dan karena emang ngga ada kerjaan akhirnya saya memutuskan untuk merapihkan file – file kerjaan. Dan disaat itulah saya secara tidak segaja menemukan “daftar hal – hal yang saya inginkan” yang dulu pernah saya tulis tapi terlupakan. Karena level-nya “halu”. Yang sudah pernah baca buku saya (The Wonder Freelancer ) mungkin sudah tau isinya, dan mungkin sempet kaget atau bahkan sempat ketawa kali yah waktu baca list saya tersebut, karena memang isinya berkesan “terlalu tinggi” dan “halu”.
Salah satu hal yang saya inginkan adalah pingin bisa kerja freelance dari rumah (soalnya saya ga suka bermacet – macetan), tapi maunya bisa menghasilkan banyak uang. Oiya … saya juga pengen banget bisa ke Paris sama Roma (padahal saya baru aja di PHK). Kesannya “halu” kan ya? Tapi saat itu saya mikir, “kenapa ngga? Kenapa gue gak boleh punya itu semua? Masa sih gue gak berhak punya impian kayak gitu?”.
Dan saat itulah saya memutuskan untuk me-merdeka-kan pikiran saya. Sebuah perubahan mindset yang sederhana, tetapi memang butuh waktu dan melalui proses.
Singkat cerita, di akhir tahun 2012, bisnis freelancing saya sudah jalan, tabungan saya gemuk (saya sebelumnya belum pernah punya tabungan sebanyak itu), dan … tentunya saya pergi berlibur ke Paris dan Roma dong.
Tips untuk me-merdeka-kan pikiran-mu!
Saya berharap hal yang sama bisa terjadi sama kamu, jadi saya coba rekap beberapa tips yang semoga bisa membantu kamu dalam me-merdeka-kan pikiran kamu.
- Setiap orang berhak untuk punya impian.
Mau se-tolol apapun impian kamu di mata orang lain, itu hak kamu lho. Jangan biarkan orang lain membatasi impian kamu. Kalau ada orang yang bilang ke kamu “Ah … itu gak mungkin lah”, sebenarnya yang ia katakan adalah impian kamu itu tidak mungkin buat diri dia. Gak mungkin untuk dia, bukan berati gak mungkin juga buat kamu lho.
Berapa banyak orang yang bilang kalau designer di Indonesia itu gak bisa di hargai? Desain grafis = desain gratis?
Tapi nyatanya saya bisa menumpuk kekayaan dari usaha freelance saya sebagai desainer grafis, illustrator dan fotografer. Gak mungkin buat orang lain, tapi mungkin buat saya.
Jadi jaga baik – baik impian kamu! It’s yours! - Mandiri! Jangan pernah mengandalkan orang lain untuk mendukung impian kamu, supaya kamu bisa sukses.
Impian kamu itu tanggung jawab kamu, bukannya tanggung jawab orang lain. Jadi kalau ortu/sahabat/pacar gak mau dukung yah gapapa, gak perlu kamu ngambek atau down. Lagipula kan itu impuan kamu, kalau mereka gak paham yah gapapa. Kamu akan tetap mengejar impian kamu. Jadi keberhasilan kamu dalam mencapai impian kamu itu bukan tergantung sama orang lain. Memang perjuangan lebih berat kalau tidak didukung oleh mereka, tetapi terus mau gimana? Nyerah gitu?
Awal – awal saya freelancing, beberapa orang disekitar menyarankan kan saya “cari kerjaan yang bener”, bahkan ada beberapa yang memandang saya dengan tatapan iba bahkan ada juga yang memandang dengan tatapan yang cukup merendahkan di salah satu acara keluarga. Saya yang dianggap kerja desain – desainan dari rumah, dimata mereka gak ada bedanya sama pengangguran. Gak heran sih, secara di tahun 2012 yang namaya WFH kan belum popular, coworking space juga masih sangat asing di Indonesia. Jadi yah lumrah kalau mereka berpikir demikian.
Padahal pada saat itu saya diam – diam lagi membagun impian saya. Lama – kelamaan setelah hasilnya mulai kelihatan, baru deh pada komen “enak yah lo bisa kerja dari rumah” ‘kok bisa sih?” - Why not!? Siapa bilang gak mungkin!
In the end of the day, mungkin – gak mungkinnya itu yah tergantung usaha kamu. Kamu yang menentukan. Dengan segala usaha dan kerja keras kamu. Jatuh, bangun, ulang lagi, belajar lagi, terus berjuang.
Semua orang yang bisa sukses dan besar, berawal dari newbie, amatiran, anak kemarin sore. Cuman bedanya mereka terus berusaha, sampai mereka sukses.
Semua orang yang bisa sukses dan besar, berawal dari newbie, amatiran, anak kemarin sore. Cuman bedanya mereka terus berusaha, sampai mereka sukses.
Nah kamu gimana?
Kalau kamu bingung mau mulai dari mana, saya sarankan kamu coba intip USP Workbook. Saya Menyusun ini based on pengalaman saya, dan saya pribadi masih pakai metode yang sama sampai hari ini. Karena yang namanya impian dan kita sebagai manusia kan terus berkembang, maka ada baiknya secara berkala kamu latihan dengan USP Workbook, supaya kamu tetap up to date sama impian kamu.
Ok hopefully that helps, kalau mau komen atau ada hal yag mau ditanyakan, monggo bisa leave comment disini atau DM saya via istagram di @silkebydesign 😊.
Cheers,
Silke