• Home
  • About
  • Blog+Tips
  • Wonder Book
  • USP Workbook
  • Contact
  • Login

The Wonder Freelancer | Blog

12 May 2020
Freelancer's Life

Kenapa Profesi Desainer Grafis Kurang Dihargai, dan Bagaimana Caranya agar Karyamu Lebih Dihargai secara Finansial

Baru – baru ini saya membaca postingan di salah satu FB Group designer yang lagi – lagi isinya curahatan pahitnya menjadi desainer grafis. Sebuah profesi yang kurang dihargai sampai-sampai ada slogan design grafis = design gratis.

Lalu banyak juga yang menyampaikan pendapat bahwa market lokal belum bisa menghargai jasa designer. Well masalahnya … berbeda dengan profesi lain, siapapun bisa mengklaim dirinya sebagai seorang desainer grafis. Sementara tidak semua orang bisa mengklaim dirinya sebagai dokter, pengacara, bahkan jadi pelatih fitness saja wajib punya sertifikasi.

Untuk jadi designer grafis di Indonesia itu mudah banget. Cukup modal komputer, software bajakan yang mudah didapat di Indonesia, terus belajar photoshop di Youtube, bikin portfolio di situs online, dan tadah … jadi designer grafis deh.

Bukannya saya menggangap kalau gak kuliah DKV itu berarti gak berprofesi sebagai designer grafis, dan meremehkan desainer grafis yang otodidak. Saya sendiri tidak kuliah DKV, cuma sempat kursus aja. Selebihnya saya otodidak dan belajar dari pengalaman, sebelum akhirnya saya bisa sukses menjalankan bisnis freelancing (www.creativeclutters.com) dan mendirikan perusahaan branding (PT eLogic Branding) bersama business partner saya yang merupakan mantan Account Director Ogilvy Singapore.

Maksud saya disini adalah saya hanya menjelaskan alasan kenapa profesi designer suka dipandang sebelah mata. Karena mau ngaku jadi designer grafis itu gampang banget. Segala sesuatu yang mudah didapat memang cenderung kurang dihargai. Banyak yang meng-klaim dirinya graphic designer tapi memadukan warna aja bikin sakit mata, teori warna dan psikologi warna sama sekali tidak paham. Font apalagi.

Padahal desain grafis adalah sebuah bahasa visual yang sangat powerful. Design yang baik mampu menyampaikan pesan secara efektif, dan bahkan mampu mempengaruhi emosi dan alam bawah sadar manusia.

Nah lalu kalau sekarang kamu tidak kuliah DKV dan hanya mampu untuk belajar via internet, youtube atau buku gimana? Masih bisa berprofesi jadi desainer grafis yang dihargaikah?

Bisa dong, tapi kamu harus pastikan kamu jadi designer grafis yang berkualitas, benar – benar memahami fungsi dari design grafis dan terus belajar untuk meningkatkan kemampuan kamu. Pastikan karyamu bermanfaat bagi klien-mu. Misalnya dengan mencetak design kamu diatas produk mereka, maka produk mereka jadi lebih laris. Atau dengan memesan desain flyer dari kamu, bazaar mereka jadi lebih ramai dikunjungi.

Jangan hanya terpaku dari segi menawarkan harga yang bersaing saja, tapi coba deh kamu lebih fokus kepada manfaat dari karya kamu dan memiliki Unique Selling POit (USP) yang jelas. Niscaya kamu sebagai designer grafis akan lebih dihargai, laris dan bahkan kamu yang dicari klien.

0 Comments
Share

You May Also Like

Kegagalan yang diluar Nalar

June 21, 2020

Pengaruh Covid-19 Terhadap Kehidupan Saya Sebagai Freelancer di Jakarta

April 26, 2020

3 Tips untuk me-Merdeka-kan karir kamu!

August 17, 2020

(FREE ebook) Cara Mendapatkan Job Freelance untuk Pemula

October 12, 2020

Leave a Comment Cancel Comment

Previous Post
Pengaruh Covid-19 Terhadap Kehidupan Saya Sebagai Freelancer di Jakarta
Next Post
Kegagalan yang diluar Nalar

Instagram @silkebydesign

…
  • Home
  • About
  • Blog+Tips
  • Wonder Book
  • USP Workbook
  • Contact
  • Login

Copyright @2020 The Wonder Freelancer. All Right Reserved. Site Powered by Creative Clutters.